Gunungkidul (Kankemenag) - Seluruh pondok pesantren di Kabupaten Gunungkidul tidak ada yang menolak vaksinasi, secara ideologis menerima dan merespon dengan baik. Hal ini disampaikan Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul, H. Yosep Muniri, S.Ag., M.A., saat memobilisasi para santri untuk mengikuti vaksinasi Covid-19 di Taman Budaya Gunungkidul, Jumat (17/9/2021).

“Mudah-mudahan ini menjadi kontribusi dari pondok pesantren dan menjadi contoh bagi masyarakat agar segera divaksin, sehingga kekebalan komunitas dapat terwujud di Gunungkidul. Dukungan pondok pesantren dalam vaksinasi luar biasa, dari jajaran kyai, ustadz maupun santrinya,” ungkap Yosep.

Yosep mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan 11 pondok pesantren yang santri atau ustadnya belum divaksin.  “Ada 845 peserta dari pondok pesantren yang akan mengikuti vaksinasi ini. Hari ini sekitar 300 orang, sisanya besok,” paparnya seraya menjelaskan bagi santri atau ustadz yang belum divaksin karena alasan medis, pihaknya merencanakan program vaksinasi sebelum tanggal 10 Oktober 2021, yang diberi nama program sapu jagat vaksinasi di pondok pesantren. “Karena ada beberapa santri dan ustadz yang dulu positif Covid-19 dan baru bisa divaksin bulan Oktober,” imbuh Yosep.

Salah satu peserta vaksinasi dari Pondok Pesantren Assalafiyah Darussalam, Ahmad Alaudin, mendukung adanya program vaksinasi ini. “Kami sebagai santri merasa tertarik karena dengan vaksin bisa meningkatkan kekebalan tubuh kita untuk menangkal virus corona, seperti yang diajarkan oleh para ulama. Selain itu, vaksin juga sebagai bentuk taat kepada pemerintah karena pemerintah sedemikian rupa berupaya agar rakyatnya sehat,” katanya.

Kegiatan bertajuk “Kalurahan Wani Vaksin” merupakan kerja sama Pemkab Gunungkidul dengan Kodim 0730 Gunungkidul dan Gerakan Kemanusiaan Rakyat (GKR) Indonesia yang diselenggarakan di Taman Budaya Gunungkidul pada Jumat dan Sabtu, 17-18 September 2021. (and)