Ponjong (MTsN 2 Gunungkidul) – Ratusan siswa MTs Negeri (MTsN) 2 Gunungkidul berteriak histeris
dan berlarian keluar kelas pasca tanda peringatan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) berbunyi pada Jum’at (30/8/2024). Hal ini terjadi saat MTsN 2 Gunungkidul menyelenggarakan simulasi mitigasi gempa bumi yang diikuti oleh seluruh guru, pegawai, dan siswa.
Supardi S.Pd selaku kepala madrasah menyampaikan kegiatan yang bekerja sama dengan BPBD kabupaten Gunungkidul ini bertujuan memberikan pengetahuan serta melatih kesiapsiagaan warga madrasah saat terjadi bencana gempa. “Wilayah kita termasuk salah satu wilayah yang sering terjadi gempa bumi. Kita tidak pernah menduga akan terjadi bencana, seperti yang belum lama kita alami hari Senin malam Selasa tanggal 26 Agustus kemarin, tiba-tiba terjadi gempa. Sehingga penting bagi kita mengetahui mitigasi gempa agar bisa menyelamatkan diri dengan cepat dan selamat,” imbuh Supardi dalam sambutannya.
Hadir sebagai instruktur simulasi dari BPBD adalah Suharyanto SH selaku Ketua Subkoor Kesiapsiagaan Bencana serta Surisdiyanto dan Supratopo selaku Fasilitator.
Suharyanto memberikan pengantar bahwa fokus simulasi hari ini adalah mitigasi bencana gempa. “Terima kasih telah mengundang BPBD untuk kegiatan mitigasi bencana di madrasah ini, ke depan saya berharap kerja sama ini dapat berlanjut. Agar kita senantiasa waspada dan siap untuk selamat dari bencana,” tandas Suharyanto.
Sementara itu, Risdiyanto memaparkan perbedaan bencana dan musibah, dampak dari bencana gempa serta urutan simulasi yang akan dilakukan pada kegiatan ini. “Suatu bencana itu dampaknya besar atau luas, sedangkan peristiwa itu kalau dampaknya kecil tergolong dalam musibah. Contoh kecelakaan tabrakan di jalan raya itu tergolong musibah bukan bencana karena dampaknya hanya pada yang mengalami kecelakaan. Ketika terjadi bencana tiap individu harus bisa menyelamatkan diri sendiri, kalau sudah ada kesadaran dari kita masing-masing terkait dengan penyelamatan diri maka semuanya akan selamat,” papar Risdiyanto.
Dalam simulasi ini, siswa awalnya mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Saat sirine tanda bahaya atau terjadi gempa berbunyi, siswa berlindung di bawah meja atau melindungi kepala dengan tas. Setelah sirine berhenti yang menandakan tidak lagi terjadi getaran, siswa dan semua warga madrasah menuju titik kumpul (halaman madrasah) dengan tetap menaruh tas di atas kepala. Selanjutnya guru kelas menghitung jumlah siswa apakah sudah keluar ruangan semua atau belum dan melaporkan kepada koordinator atau kepala madrasah. Guru sambil memberi arahan untuk tidak panik juga mengecek kondisi siswa apakah ada yang terluka atau tidak untuk diberikan pertolongan pertama.
Seluruh siswa melaksanakan simulasi mitigasi gempa dengan antusias sampai selesai, dan siap untuk mengikuti kegiatan simulasi berikutnya yaitu penanggulangan kebakaran dibersamai unit Pemadam Kebakaran (Damkar) BPBD Gunungkidul. (tim)
Penulis : MTsN Sumbergiri/MTsN 2
Editor : Siti Nurafrianti